Halaman

Rabu, 21 Maret 2012

PENGGUNAAN PERIBAHASA DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI

Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya yang mengkiaskan maksud tertentu. Peribahasa dapat diartikan pula berbahasa dengan menggunakan bahasa kias. Orang berbicara menggunakan peribahasa agar dapat menyingkat pembicaraan. Dengan demikian, maksud dan tujuan pembicaraan yang panjang lebar langsung tertuju pada inti pembicaraan.
Pahami ilustrasi di bawah ini !

Anton seorang pemuda yang tinggal di Indonesia Timur (sebut saja misalnya Papua). Ia merantau ke Jakarta sudah 5 tahun yang lalu. Karena ketrampilan dan keuletan yang dimilikinya ia menjadi seorang pengusaha sukses. Pada tahun ini Anton berencana pulang ke kampung halamannya, karena ia rindu dengan sanak kelurga yang ada di Ambon.
Dari pernyataan di atas peribahasa yang tepat untuk Anton adalah : "Sejauh-jauh terbang bangau akhirnya ke kubangan juga".

Beberapa contoh peribahasa dan penggunaannya :

a. Tak ada gading yang tak retak artinya tak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya.
contoh ilustrasi : Ketika menutup pidatonya Pak Kades ingin menyatakan permintaan maaf atas segala kekurangannya, karena ia merasa bukanlah seorang yang sempurna. Maka Pak Kadespun berucap : "Demikian, pidato yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf bila ada kekurangan. Saya adalah manusia biasa yang tidak sempurna ibarat peribahasa tak ada gading yang tak retak"

b. Rendra selalu menuruti apapun yang diperintah oleh Surti yang penting Surti mau menerima dia sebagai teman yang istimewa seperti peribahasa ada udang di balik batu.

c. Pak Ahmad seorang guru. Ia mempunyai seorang anak bernama Syafii. Cita-cita Syafii adalah ingin seperti ayahnya menjadi seorang guru. Peribahasa yang cocok untuk Syafii adalah :
- Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga
- Buah apel jatuhnya tak jauh dari pohonnya.

d. Dua orang yang selalu bertengkar diibaratkan "Bagai anjing dan Kucing"

e. Seseorang yang lupa akan asal-usulnya, misalnya Malin Kundang dulu seorang yang miskin dan kini ia menjadi kaya raya. Karena kekayaannya ia menjadi sombong dan tidak mau mengakui ibunya. Peribahasa yang tepat untuk Malin Kundang adalah : "Bagai kacang lupa kulitnya"

f. Peribahasa yang tepat untuk dua orang anak kembar yang hampir sama raut mukanya adalah "Bagai pinang dibelah dua"

g. Belum genap satu tahun Bu Siti ditinggal suaminya menghadap Tuhan. Kini anaknya pergi menyusul ayahnya karena kecelakaan. Cobaan Tuhan secara bertubi-tubi dialami Bu Siti. Ia sangat terpukul dengan kejadian tersebut, seperti peribahasa " Air diminum terasa duri, nasi dimakan terasa sekam"

h.Lusi dan Dewi seorang sahabat. Setiap hari mereka selalu bersama. Sebagai seorang sahabat maka Dewi selalu memberikan apapun yang diminta oleh Lusi. Di depan Dewi, Lusi selalu berbuat baik. Tetapi di belakang Dewi, Lusi sering menceritakan keburukan Dewi. Ternyata Lusi hanyalah berpura-pura agar dapat menyaingi Dewi. Peribahasa yang cocok untuk Lusi adalah "Musuh dalam selimut"

i. Andi seorang pemalas. Ia tidak pernah belajar. Akan tetapi jika bicara ia seolah-olah orang yang paling pandai. Peribahasa untuk Andi adalah "Tong kosong nyaring bunyinya" atau "Air beriak tanda tak dalam"