Halaman

Selasa, 13 Maret 2012

UNSUR – UNSUR INTRINSIK DRAMA ANAK


Drama adalah sebuah karangan yang menggambarkan kehidupan atau watak manusia melalui tingkah laku yang dipentaskan. Drama disebut juga seni pertunjukkan atau teater. Drama mengandung unsur – unsur  intrinsik sebagaimana dongeng, cerita anak atau puisi. Unsur-unsur intrinsik sebuah drama adalah sebagai berikut  : 

a.    Alur  
Alur  yaitu jalan cerita dari sebuah pertunjukkan drama mulai dari awal pertunjukkan hingga 
berakhirnya pertunjukkan drama. Dalam alur drama ada istilah babak. Sebuah pertunjukan drama biasanya terdiri dari beberapa babak.

      b.      Tema
Tema adalah ide atau gagasan utama sebuah cerita drama.

      c.      Tokoh
Tokoh dalam sebuah cerita drama adalah individu yang merupakan pelaku dalam cerita tersebut. Terdapat tokoh utama dan tokoh pembantu (figuran). Tokoh utama dibedakan menjadi  tokoh yang berwatak  atau berperilaku baik disebut tokoh prontagonis dan tokoh yang berwatak buruk  atau berperilaku jahat disebut tokoh antagonis.

      d.      Latar
Latar disebut juga setting yaitu gambaran tempat , waktu dan segala situasi di tempat terjadinya peristiwa dalam drama atau cerita. Dalam sebuah pertunjukkan drama kehadiran latar atau setting dapat dilihat dari keadaan panggung seperti tata cahaya atau penampilan para tokohnya. Contohnya bila latar belakang panggung adalah sebuah hutan maka salah satu latarnya adalah hutan.

      e.       Amanat
Amanat artinya pesan yang ingin disampaikan pengarang drama  kepada orang yang menyaksikan pertunjukkan drama.  Amanat  sebuah  drama  disampaikan melalui tokoh drama (pelaku), baik melalui ucapan maupun perbuatan.
Bacalah kutipan teks drama berikut ini
Judul     : Zaman
Karya   : Sri Kuncoro
 Sumber di copy dari : www.crayonpedia.org/...

Ibu       :   Ayah, sepertinya hujan akan turun. Lihatlah mendung itu gelap sekali. Di mana    
                 anak-anak?
Ayah    :   Tenanglah Bu. Mereka, ‘kan sudah dewasa.
Ibu       :   Tapi, ‘kan tidak biasanya mereka pulang terlambat. Lagi pula mendung begini   
                 dahsyat.
Ayah    :   Mereka toh bisa berlindung, jika nanti hujan turun dengan lebat.
Ibu       :   Ah, Ayah selalu begitu!
Ayah    :   Ah, Ibu juga selalu begitu!
                (Keduanya diam, lalu anak ke-2 memasuki pintu panggung)
Ibu       :   Kenapa pulang terlambat, Man? Sudah makan siang, Nak?
Anak 2 :   Sudah Bu. Tadi, ada demo yang menghambat lalu lintas.
Ayah    :   Demo tentang apa dan oleh siapa?
Anak 2 :   Tidak tahu, Ya. Saya tidak peduli demo macam apa dan oleh siapa.
                 (Masuk ke kamar, ganti baju, dan keluar lagi).
Ibu       :   Kau mau kemana lagi, Man?
Anak 2 :   Voli, Bu. Ada latihan di stadion.
Ibu       :   Mendung begitu gelap, kakakmu belum pulang. Carilah dulu!
Anak 2 :   Saya sudah terlambat, Bu. Lagi pula Kakak pasti bisa menjaga diri.
Ibu       :   Hujan akan segera turun. Nanti dia terjebak hujan. Jemputlah dulu!
Anak 2 :   Bu, saya sudah berumur 19 tahun. Jadi, saya rasa, Kakak juga sudah bukan balita                  
                 lagi.
Ayah    :   Man, jangan kasar kepada ibumu!
                (Anak 1 mendadak nyelonong masuk dan menghempaskan tubuhnya ke sofa)
Anak 2 :   Tuh, Bu, Putri Cinderela sudah kembali ke istana. Saya pergi dulu!
Anak 1 :   Reseh, lu!
Ibu       :   Dari mana kau, Martha?
Anak 1 :   Biasalah, Bu, memperjuangkan keadilan.
Ayah    :   Keadilan macam apa?
Anak 1 :   Keadilan bagi rakyat jelata. Sekarang ini, ya, segala kepentingan umum sudah
                 dimanipulasi oleh kepentingan golongan dan orang-orang tertentu. Tadi, ya,   
                 seandainya  tidak ada bentrok dengan polisi, kami sudah bisa menembus gedung   
                 yang angkuh itu.
Ibu       :   Kau berurusan dengan polisi?
Anak 1 :   Demi keadilan, Bu.
Ibu       :   Jangan macam-macam kamu, ya,!
Anak 1 :   Ibu jangan khawatir. Jangan panik seperti itu!
Setelah membaca kutipan naskah di atas coba tentukan unsur-unsur intrinsiknya !