Halaman

Minggu, 12 Januari 2014

GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA - NEGARA TETANGGA

Kondisi cuaca dan iklim di muka bumi saat ini terlihat makin bervariasi dan menyimpang. Saat ini kalian
sering melihat dan mungkin mengalami sendiri berbagai macam gejala alam seperti banjir, gempa bumi,
kebakaran hutan, tanah longsor, dan lain-lain. Gejala alam tersebut tidak hanya dijumpai di negara
Indonesia tetapi juga dapat dialami oleh negara lain.
A. Peristiwa Alam di Indonesia
Gejala alam atau peristiwa alam adalah suatu keadaan atau peristiwa yang tidak biasa, yang ditimbulkan
oleh alam. Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam. Gejala atau peristiwa alam antara lain
gunung meletus, banjir, gempa bumi, angin topan, tsunami, dan tanah longsor. Gejala alam ini timbul 
disebabkan oleh alam,tetapi ada juga gejala alam yang disebabkan oleh ulah manusia yang tidak
bertanggung jawab.

1. Macam-macam Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia

a. Gunung Meletus
Di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang masih aktif. Perlu kalian ketahui bahwa hanya gunung
berapi yang masih aktif yang dapat meletus. Mengapa gunung berapi dapat meletus? Gunung berapi
meletus karena terjadi gerakan magma dari perut bumi dan keluar melalui permukaan bumi. Gunung api
yang pernah meletus antara lain Gunung Kelud, Gunung Galunggung, Gunung Agung, Gunung Merapi,
dan lain-lain.

b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau goncangan yang terjadi karena pergeseran lapisan bumi yang berasal
dari bawah permukaan bumi. Faktor pemicu terjadinya gempa adalah pergeseran lapisan bawah bumi
dan letusan gunung yang dahsyat. Gempa bumi datangnya tidak mampu diprediksi sebelumnya.
Kejadiannya begitu cepat dengan dampak yang begitu hebatnya. Akibat yang ditimbulkannya pun
sangat luar biasa karena mencakup wilayah yang sangat luas bahkan sampai ke luar batas negara. Sifat
getaran gempa bumi yang sangat kuat dan merambat ke segala arah mampu menghancurkan bangunan
bangunan yang kuat sehingga korban nyawa tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan penyebabnya gempa
bumi dibedakan menjadi:
1) Gempa bumi tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena adanya pergeseran kerak bumi.
2) Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi karena letusan gunung api.
3) Gempa tanah runtuh, yaitu gempa yang disebabkan karena runtuhnya tanah.
Pada pertengahan tahun 2006 terjadi gempa bumi yang hebat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Gempa
ini kekuatannya mencapai 5,9 skala richter. Kejadian tersebut menelan banyak korban jiwa karena
tertimpa reruntuhan bangunan. Penduduk mengungsi ke tempat yang aman seperti di tanah lapang atau
jalan-jalan besar. Mereka mendirikan tenda-tenda darurat sebagai tempat tinggal sementara.

c. Tsunami
Jika gempa bumi terjadi di daerah dekat atau dasar laut maka dapat mengakibatkan gelombang tsunami.
Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa. Pada
tanggal 26 Desember 2004 di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra Utara terjadi gempa bumi
berskala 8,9 skala richter di dasar laut yang mengakibatkan gelombang tsunami yang paling dahsyat dan
merupakan bencana alam internasional. Kurang lebih 120.000 orang meninggal dunia dan hilang. Tahun
2006 tepatnya pada tanggal 16 Maret, Indonesia dilanda tsunami lagi tepatnya di daerah sekitar Pantai
Pangandaran. Pada saat itu terjadi gempa bumi di dasar laut dengan kekuatan gempa sekitar 6,8 skala
richter.

d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas, hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus
tanpa henti. Banjir merupakan gejala alam yang sering melanda wilayah Indonesia. Peristiwa banjir
bandang kembali menimpa ibu kota Jakarta bulan Februari 2007. Hampir seluruh wilayah Jabodetabek
terendam air. Peristiwa alam ini menelan banyak korban jiwa. Beberapa korban yang mengungsi di
berbagai penampungan mulai terserang penyakit.

e. Angin Topan
Angin topan merupakan pergerakan angin yang sangat kencang sehingga mampu memporak
porandakan benda-benda yang dilewatinya. Jika kekuatan angin topan tersebut besar akan mampu
merobohkan rumah atau pohon-pohon yang besar. Di Indonesia terjadi pada awal tahun 2004 di daerah
Batu Layar, Lombok, Nusa Tenggara Barat dan di Katon, Bali. Tahun 2006 terjadi
topan Isobel yangsemula hanya berupa bibit badai di sebelah selatan Kepulauan Nusa
Tenggara kemudian bergerak ke Australia.

f. Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam
kemiringan lereng satu kawasan, semakin besar kemungkinan terjadi longsor. Di Pulau Sumatra sering
terjadi peristiwa tanah longsor yang menelan korban harta benda dan jiwa.

2. Sebab-sebab Terjadinya Gejala Alam
Gejala alam di Indonesia terjadi karena berbagai sebab di antaranya wilayah Indonesia yang dilintasi
oleh dua jalur pegunungan yaitu Pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania yang menyebabkan
banyak gunung berapi. Aktivitas gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik, sedangkan 
pergeseran lempeng benua menyebabkan gempa tektonik. Bila pusat gempa terjadi di lautan maka 
akan terjadi badai tsunami. Iklim di Indonesia menyebabkan angin musim yang kadangkadang bisa
terjadi angin topan, sedangkan curah hujan yang terjadi menyebabkan banjir dan tanah longsor.

a. Gunung Meletus
Letusan gunung berapi terjadi apabila magma naik melintasi kerak bumi dan muncul di atas permukaan.
Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk saat pertama kali magma meletus ke permukaan. Setelah
magma terbentuk, sebuah gunung berapi akan terus meletus selama masih banyak magma yang
terkandung di dalamnya. Jarak antara satu letusan dengan letusan yang lain membutuhkan waktu yang
relatif lama.

b. Gempa Bumi
Gempa bumi yang dibedakan menurut penyebab kejadiannya memiliki sebab masing-masing sesuai
dengan nama dan jenis gempa tersebut.

1) Gempa bumi tektonik
Gempa ini disebabkan oleh adanya pergeseran kerak bumi. Gempa bumi tektonik terjadi akibat
pelepasan tenaga dari pergeseran lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi. Lempeng tektonik
adalah suatu bagian kerak bumi yang sangat keras. Di bawahnya terdapat lapisan bumi yang lebih lunak
sehingga lempeng-lempeng ini seolah-olah terapung. Beberapa ahli menyatakan bahwa lempengan
lempengan ini selalu bergerak menjauh, bergesekan, atau bertabrakan satu sama lain. Menurut para ahli
geologi, Indonesia adalah gugusan pulau yang mengapung di kerak bumi yang dikepung oleh lempeng
Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik.


2) Gempa bumi vulkanik
Gempa ini disebabkan adanya aktivitas gunung berapi yang akan meletus. Gempa bumi terjadi ketika
gunung api akan meletus, pada saat letusan, dan beberapa waktu setelah letusan utama. Jadi, timbulnya
gempa hanya ada di sekitar gunung berapi.

3) Gempa tanah runtuh Gempa tanah runtuh adalah gempa yang mengiringi bagian gua yang roboh,
misalnya gua kapur atau lorong pertambangan yang lapuk. Gempa ini hanya terjadi di sekitar runtuhnya 
tanah tersebut.
c. Tsunami
Tsunami adalah serangkaian gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi di
bawah laut atau di daratan dekat pantai. Beberapa gelombang tsunami biasanya cukup kecil, tetapi bisa
menjadi sangat besar hingga menyebabkan banjir dan kerusakan saat gelombang tersebut menghantam
pantai. Nama tsunami diambil dari bahasa Jepang yang artinya gelombang pelabuhan. Tsunami tercipta
saat permukaan dasar laut bergerak naik turun di sepanjang patahan selama gempa terjadi atau saat 
bagian gunung berapi yang meletus runtuh ke dalam laut. Tsunami juga tercipta saat gempa atau letusan
terjadi di daratan dekat pantai. Saat terjadi gelombang tsunami di laut lepas, gelombang ini tidak lebih
besar dari gelombang normal tetapi lebih cepat lajunya. Gelombang ini menyebar ke segala arah dengan
kecepatan yang menakjubkan sekitar 800 km/jam. Seperti gelombang lainnya, ketika gelombang
tsunami memasuki air dangkal, maka kecepatannya akan menurun tetapi ketinggiannya bertambah tinggi.
Perlu kalian ingat lagi, bahwa gelombang tsunami ini melintas dengan sangat cepat. Ketika kecepatannya
berkurang maka ketinggiannya naik secara dramatis hingga dapat membentuk dinding air yang begitu
tinggi dan menghantam pantai. Beberapa gelombang tsunami dapat mencapai ketinggian 30 hingga 50
meter. Ketinggian gelombang tsunami juga tergantung dari bentuk pantai dan kedalaman pantai. Tetapi
kalian tidak perlu khawatir, tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan
tidak semua tsunami berupa gelombang raksasa.

d. Banjir
Banjir merupakan luapan air yang melebihi batas. Hal ini terjadi jika terjadi hujan secara terus menerus
tanpa henti dan dalam jangka waktu yang relatif lama. Selain itu, penyebab terjadinya banjir juga karena
ulah manusia sendiri. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar, pembangunan vila-vila di
pegunungan atau membuang sampah di sungai dapat menimbulkan bencana banjir. Pohon-pohon sangat
berguna untuk menahan air hujan agar tidak langsung ke pemukiman. Akar-akar pohon akan menyerap
air hujan sehingga air yang mengalir ke daratan sedikit. Jika tidak ada pohon di hutan maka air hujan
langsung menuju ke pemukiman dalam jumlah besar sehingga air meluap. Begitu pula ketika sungai
penuh dengan sampah dan banyak pemukiman kumuh di sekitarnya, maka sungai akan mengecil dan
tidak mampu menampung debit air yang banyak dari pegunungan sehingga air meluap di pemukiman
penduduk.

e. Angin Topan
Angin topan adalah udara yang bergerak dari tekanan udara maksimum ke tekanan udara minimum.
Penyebab terjadinya angin topan adalah karena adanya pergerakan udara yang sangat kencang. Tiupan
angin topan mampu merobohkan berbagai bangunan dan merobohkan pohon.

f. Tanah Longsor
Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit.
Hal ini biasanya terjadi karena curah hujan yang tinggi, gempa bumi, atau letusan gunung api. Longsor
dapat terjadi karena patahan alami dan karena faktor cuaca pada tanah dan bebatuan. Ketika longsor
berlangsung lapisan teratas bumi mulai meluncur deras pada lereng. Jumlah tanah yang besar dari
luncuran tanah dan lumpur inilah yang merusak rumah-rumah, menghancurkan bangunan yang kokoh
dalam hitungan detik. Meskipun tanah longsor merupakan gejala alam tetapi ada kegiatan manusia yang
mampu menyebabkan gejala alam tanah longsor. Seperti penebangan pepohonan secara liar di daerah
lereng, penambangan bebatuan dan tanah yang mampu menimbulkan ketidakstabilan lereng,
pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.

B. Gejala Alam di Negara-negara Tetangga
Gejala alam tidak hanya melanda di negeri kita saja, tetapi negara-negara tetangga juga mengalami hal
serupa. Adapun gejala atau peristiwa alam yang terjadi di negara-negara tetangga antara lain:

1. Gempa Bumi
Gempa bumi dahsyat yang datang pada musim dingin bulan Januari 1995 menghancurkan kota Kobe
sekitar 500 km sebelah barat Tokyo. Negara Jepang merupakan wilayah yang berisiko tinggi terhadap 
bahaya gempa bumi dan letusan gunung berapi. Pada tanggal 27 Desember 2006 negara Taiwan 
diguncang gempa dengan kekuatan 7,1 skala Richter. Akibat gempa tersebut jaringan kabel bawah laut 
Taiwan rusak hingga memperlambat layanan internet sehingga mengganggu transaksi perbankan 
khususnya di pasar uang.

2. Badai/Topan
Negara Filipina pada tanggal 1 Desember 2006, dilanda badai yang disebut dengan badai/topan Durian.
Topan tersebut menghantam kawasan gunung berapi Manyon, daerah timur Filipina yang berjarak 350
km selatan ibu kota Filipina. Kecepatan topan Durian itu mencapai 225 kilometer per jam yang mampu
mengangkat atap rumah, menerbangkan jendela dan mencabut pohon beserta akar-akarnya. Karena
menghantam kawasan gunung berapi, badai ganas ini menimbulkan banjir bandang yang disertai longsor
lumpur vulkanik. Puluhan desa terkubur dalam longsoran tersebut. Selain topan Durian negara Filipina
juga pernah diserang badai Bilis dengan kecepatan 75 km per jam dan putaran angin dengan kecepatan
95 km per jam. Topan Cimaron dengan kecepatan 200 km per jam juga pernah menyapu Filipina
bagian utara. Pada tanggal 11 Agustus 2006 negara Cina tepatnya di Provinsi Fujian diterjang badai
Saomai dengan kecepatan 216 km per jam dan mampu menenggelamkan 1.000 kapal nelayan. Negara
Vietnam pada tanggal 5 Desember 2006 diterjang topan Durian yang mengakibatkan banyak orang
meninggal, ratusan kapal karam serta merusak ratusan rumah. Badai yang membawa angin dengan
kecepatan 120 km per jam ini juga diiringi dengan hujan deras yang menyebabkan banjir bandang.

3. Tanah Longsor
Tanah longsor pernah terjadi di negara Filipina tepatnya di desa Guinsaigon, Saint Bernard, sebelah
selatan Pulau Leyte Filipina Tengah. Ratusan rumah terkubur akibat bencana tanah longsor ini. Hujan
deras yang mengguyur wilayah tersebut secara berturut-turut merupakan penyebab terjadinya tanah
longsor ini. Tanah di sekitar wilayah tersebut menjadi labil sehingga mampu menumbangkan pepohonan
dan ikut hanyut bersama dengan arus air yang deras.

4. Banjir
Negara Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur akhir tahun 2006 dilanda bencana alam banjir sehingga
lebih dari 30.000 orang mengungsi. Banjir tersebut memutus jalur transportasi jalan dan kereta api di
seluruh wilayah negara bagian Johor. Banjir besar juga melanda sebagian Singapura yang  
mengakibatkan tanah longsor dan sejumlah persimpangan jalan tidak dapat dilalui oleh alat transportasi.
Genangan besar terjadi di bagian utara dan tengah Singapura.

5. El Nino
El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti sang bayi kristus. Dinamakan El Nino karena sering
muncul ketika perayaan Natal di akhir tahun. El Nino merupakan interaksi antara atmosfer tropis dan 
samudra tropis. Setiap dua hingga tujuh tahun sekali. Perubahan tekanan udara di atas Samudra Pasifik
menyebabkan angin tropis bertiup menuju khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan permukaan perairan
menjadi hangat. Suhu panas yang ditimbulkan El Nino dapat mematikan banyak ikan dan burung laut
karena menghambat naiknya perairan dingin yang kaya nutrisi ke permukaan.
Angin fohn atau angin lokal atau angin terjun adalah angin yang terjadi apabila ada
gerakan massaudara yang menaiki suatu pegunungan dengan ketinggian lebih dari 200 meter. Massa udara
yang mencapai puncak pegunungan akan mengalami kondensasi dan akhirnya timbul hujan pada satu
sisi lereng. Adapun pada lereng yang lain tidak terjadi hujan karena terhalang tingginya pegunungan. Daerah
yang tidak mengalami hujan disebut daerah bayangan hujan.
Pada daerah bayangan hujan itu angin dari atas pegunungan akan bergerak menuruni lereng pegunungan
dengan kecepatan tinggi. Hal itu menyebabkan naiknya suhu udara, karena setiap turun 100 meter udara
naik 1 °C. Dengan demikian angin yang turun bersifat panas dan kering. Angin itulah yang disebut angin
fohn.

Angin fohn yang terjadi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1.    Angin Bahorok (DeliSumatera Utara)
2.    Angin Kumbang (CirebonJawa Barat)
3.    Angin Gending (PasuruanJawa Timur)
4.    Angin Brubu (MakassarSulawesi Selatan)
5.    Angin Wambraw (BiakIrian Jaya)