Selamat Datang di asagenerasiku.blogspot.com, Penyaji materi Pembelajaran Sekolah Dasar dan sederajat, Semoga Bermanfaat
peluang usaha

Selasa, 13 Maret 2012

SYARAT - SYARAT PANTUN

Pantun merupakan peninggalan masyarakat Melayu yang telah ada sejak zaman dahulu kala. Oleh karena itu pantun termasuk jenis puisi lama. Sampai saat ini tidak diketahui siapa orang yang pertama mengarang atau membuat pantun, kapan dan dimana di buatnya. Cara penyebaran pantun adalah dari mulut ke mulut.
Orang - orang pada zaman dahulu menggunakan pantun untuk berbagai tujuan, misalnya untuk menasehati, untuk mencurahkan kasih sayang, mengajarkan budi pekerti dan moral atau untuk hiburan semata.


Adapun syarat-syarat membuat pantun sebagai berikut :
a. Satu bait pantun terdiri dari 4 baris
b. Baris ke-1 dan ke-2 adalah sampiran dan baris ke-3 dan ke-4 adalah isi pantun
c. Satu baris pantun terdiri dari 8 - 12 suku kata
d. Pantun bersajak a-b-a-b


Pantun memiliki ciri khas yaitu memiliki persamaan bunyi akhir yang disebut rima dan bersajak a-b-a-b, memiliki keindahan bahasa dan penuh makna serta penulisannya harus berbentuk bait. Karena menulis pantun harus mengikuti aturan maka pantun termasuk jenis prosa terikat.


Perhatikan rima akhir contoh pantun di bawah ini.
Asam pauh dari seberang(a) .............. baris ke-1
Dimuat di dalam peti(b)...................... baris ke-2
Badan jauh di rantau orang(a)............. baris ke-3
Kalau sakit siapa mengobati(b)........... baris ke-4

Berdasarkan isinya, pantun terdiri atas tiga jenis, yaitu :
a. Pantun anak-anak terdiri dari pantun teka-teki dan pantun jenaka
b. Pantun remaja terdiri dari pantun perkenalan, pantun berkasi-kasihan dan pantun perpisahan
c. Pantun orang tua terdiri dari pantun adat, pantun agama, dan pantun nasehat.

Perhatikan contoh pantun di bawah ini!
Contoh (1)
Kalau piknik di tepi pantai
Pulanglah sebelum hari senja
Kalau adik ingin pandai
Belajarlah sambil berdoa
Contoh (2)
Ada melinjo ada emping
Digoreng dengan minyak kelapa
Ada sinyo tertawa nyaring
Dicoreng hidungnya dengan jelaga
Contoh (3)
Pisang emas dibawa berlayar
Masak sebiji dimasukkan peti
Utang emas dapat dibayar
Utang budi dibawa mati
Contoh (4)
Awan putih tinggi di langit
Di bawah bumi jadi naungan
Cita-cita biarpun tinggi selangit
Tata krama tetap jadi pegangan